Cara Menulis Cerpen Untuk Pemula – Menulis cerpen itu tidak semudah yang terlihat saat menikmati kisah dengan membacanya. Membuat cerpen yang bagus dan layak dibaca membutuhkan beberapa teknik pembuatan yang benar.
Tanpa dimulai dengan cara yang benar, cerpen yang baik sulit untuk tercipta, terutama bagi pemula yang belum pernah menulis cerpen. Berikut ini beberapa cara yang dapat diikuti oleh penulis pemula untuk mulai menulis cepren.
Cara Menulis Cerpen Bagi Pemula
1. Tentukan Tema Cerpen
Tema merupakan hal utama dalam sebuah tulisan. Sepanjang menulis dari pembukaan hingga penutup, tema adalah hal yang akan dibahas secara mendalam di dalam tulisan yang dibuat, termasuk cerpen. Penulis yang ingin menulis cerpen haruslah menentukan tema tulisan yang akan dibuat.
Tema dapat berdasarkan pengalaman pribadi atau imajinasi yang diinginkan penulis, misalnya tentang cinta, pengalaman, pertualangan, perujuangan, keluarga, ataupun bertema kan hal lainnya. Bagi pemula, mulailah dari tema yang dikuasai dan dialami di kehidupan sehari-hari.
Misalnya jika penulis merupakan seorang anak sekolah dapat membuat tulisan yang bertemakan kehidupan di sekolah. Jika penulis merupakan pekerja, coba untuk buat cerita tentang pengalamannya atau hal lucu di dunia pekerjaan.
Tema yang mudah dalam menulis cerpen adalah menuliskan kisah nyata yang diubah ke dalam bentuk kisah fiksi, menceritakan kembali sebuah kisah yang pernah terjadi dengan sudut pandang penulis, atau menggabungkan beberapa tema tulisan yang pernah dibuat menjadi satu kisah baru.
2. Tentukan Tokoh Cerpen
Tokoh merupakan hal yang akan menghidupkan cerita di dalam cerpen. Tentukanlah tokoh-tokoh dengan menentukan nama, pekerjaan, peran dan pengaruh di dalam cerita, usia, dan hal-hal penting lainnya yang akan menunjang cerita.
Karakater yang harus ada di dalam cerita yang dibuat tentu seorang tokoh protagonis yang akan menjadi tokoh inti di dalam cerita. Protagonis tidak selalu menjadi orang yang akan berperan baik atau menjadi orang yang bercerita di dalam cerpen yang dibuat.
Namun, tokoh protagnis merupaka tokoh yang memiliki peran untuk membuat cerita menjadi seru. Tokoh protagnis akan memberikan makna yang banyak pada cerita yang akan dibuat.
Contoh pembuatan tokoh protagonis:
Judul cerita: Tentang kamu
Pengarang : Tere Liye
Karakter utama: Zaman Zulkarnaen
Tokoh protagonist: Sri Ningsih
Isi cerita: Zaman mencari tahu tentang kehidupan Sri yang menghasilkan banyak cerita yang memberikan banyak pelajaran pada Zaman
Atau dapat pula seperti berikut:
Judul Cerita: Laskar pelangi
Pengarang: Andrea Hirata
Tokoh Utama: Anak-anak laskar pelangi
Tokoh protagonist: anak-anak lascar pelangi
Isi cerita: anak-anak lascar pelangi yang berusaha untuk tetap belajar di sekolah yang penuh dengan kekurangan.
Temukanlah tokoh protagonis terlebih dahulu sehingga penulis dapat menulis dengan lebih leluasa dan memperbaiki cerita saat proses editing. Penulis dapat melihat referensi cerita yang telah ada untuk menentukan tokoh protagonis di cerpen yang akan ditulis.
3. Tentukan Judul
Judul akan menjadi ciri khas dari cerita yang akan dibuat. Menentukan judul dapat dilakukan di awal atau di akhir setelah cerita selelsai dibuat. Judul untuk cerpen berbeda dengan judul untuk artikel atau berita.
Untuk artikel, judul yang dibuat lebih spesifik, sedangkan judul bagi cerpen dapat dibuat lebih abstrak. Satu hal yang sama antara judul cerpen dan artikel yaitu sama-sama menggambarkan tema tulisan yang dibuat.
4. Mulailah Menulis
Kembangkan ide dan tokoh yang telah ditentukan menjadi sebuah cerita. Gunakanlah kemampuan mengkhayal dan berpikir imajinatif yang dimiliki oleh penulis utnuk menghidupkan cerita. Penulis dapat menulis sebuah cerita dasar dalam satu waktu yang menceritakan awal kisah akan dimulai.
Jika penulis menunda untuk menulis dasar cerita, maka kemungkinan ide awal yang akan ditulis menjadi terlupakan dan pada saaat akan melanjutkan tulisan akan menemui jalan buntu. Tulis saja apa yang dipikirkan oleh penulis sehingga prses bercerita dapat lebih mengalir.
Pada saat awal menulis, penulis cukup menulis saja semua cerita yang ingin dituliskan tanpa memikirkan hal lainnya, seperti “apakah ceritanya nyambung atau tidak?” atau “apakah ceritanya akan menarik apa tidak?” karena hal itu akan dipikirkan nanti.
Dalam membuat cerpen hal pertama yang juga harus diperhatikan oleh penulis adalah membuat cerita menajdi menarik saat pertama pembaca membaca cerita tersebut. Jadi, buatlah paragraf pertama cerita semenarik mungkin sehingga pembaca teratrik untuk membaca ke paragraf-paragraf berikutnya.
Buatlah cerita yang menarik dan mengejutkan bagi pembaca dengan menampilkan hal-hal yang tak terduga. Penulis juga dapat memberitahu keseluruhan cerita ke dalam paragraf pertama dengan kalimat yang sempurna.
5. Pastikan Cerita Menjadi Menarik
Pernah melihat seseorang yang tertawa saat membaca buku? atau tiba-tiba menangis karenas ebuah kisah yang dibaca di koran pagi? Semua itu karena pembaca merasakan emosi yang disampaikan pembaca melalui tulisan yang dibuatnya.
Cerpen yang menarik tentu dapat membuat pembaca merasakan emosi yang dirasakan oleh tokoh utama sepanjang cerita tersebut berjalan. Penulis harus menyertakan emosi yang dirasakan oleh tokoh protagonis ke dalam cerita agar cerita yang dibuat menjadi berkualitas untuk dibaca. Buatlah konflik pada tokoh utama atau tokoh-tokoh lainnya agar cerita semakin seru.
Saat menuliskan cerita, penulis juga dapat sambil membayangkan tanggapan pembaca yang nantinya akan membaca cerpen tersebut. Hal yang terpenting dari menulis sebuah kisah adalah tanggapan pembaca yang akan membaca kisah tersebut, apakah emosi yang ingin disampaikan penulis dapat mempengaruhi pembaca atau tulisan hanya akan menjadi kisah datar yang tidak mempengaruhi emosi pembaca sedikitpun.
6. Baca, Tandai Kesalahan, Dan Revisi
Setelah semua cerita tertuangkan ke dalam kertas dan menjadi suatu cerpen yang utuh, pekerjaan penulis belum selesai. Bacalah kembali cerita yang telah dibuat kemudian tandai kesalahan-kesalahn yang ada. Kesalahan di dalam cerpen dapat berupa kalimat-kalimat yang tidak memiliki kohesi satu dengan lainnya, alur cerita yang kurang menarik, tanda baca yang salah atau kesalahan penulisan lainnya.
Pengeditan cerita ini haruslah dilakukan saat semua cerita sudah tertuliskan. Jangan melakukan revisi cerita jika keseluruhan cerita belum terselesaikan karena dapat membuat ide yang akan dituangkan menjadi buyar.
Proses pengeditan ini dapat penulis lakukan hingga merasa tulisan yang dibuat sudah menyajikan cerita yang mengalir ringan. Namun, jangan terlalu memaksakan sebuah cerita untuk menjadi sempurna karen hal ini tidak akan mungkin didapatkan. Jika tulisan sudah dapat dibaca dan emosi tersampaikan dengan baik, maka revisi dapat disudahi dan cerpen dapat diterbitkan.
Saat menulis cerita-cerita di dalam sebuah cerpen seringkali penulis mengalami kebuntuan untuk melanjutkan cerita. Jika hal ini terjadi maka penulis dapat melakukan beberapa hal, seperti mengingat kejadian-kejadian yang penulis alami.
Menambahkan kisah nyata dari pengalaman penulis dapat membantu menciptakan ide baru di cerpen yang ditulis. Penulis juga dapat menggunakan istilah yang banyak digunakan saat ini, misalanya kata-kata seperti “lebay”, “alay”, “galau”, “kids zaman now”, atau istilah lainnya.
Selain itu, ide cerita dapat dihadirkan dengan menggabungkan cerita yang pernah penulis tulis sebelumnya. Copy dan paste-kan kisah tersebut ke dalam cerita yang dibuat. Namun, pastikan untuk tidak terkesan memaksakan cerita tersebut.
Cara terakhir yang dapat dicoba oleh penulis adalah menulis dengan cara bercerita. Banyak orang yang dapat bercerita selama berjam-jam, namun sulit saat menuliskan cerita tersebut menjadi sebuah cerita. Penulis dapat memakai gaya bercerita saat menulis cerpen. Bayangkan kalau penulis sedang bercerita kepada pembaca tenatng kisah yang dituliskannya.
Dengan menggunakan cara tersebut, pemula yang ingin menulis cerpen dapat memulai mencoba kemampuannya menciptakan cerpen. Tidak ada salahnya untuk mencoba, sekalipun memerlukan waktu yang laama dan mengalami banyak kegagalan.
Sebuah kemampuan akan lahir dari kebiasaan yang sering dilakukan. Meminta saran dari penulis-penulis yang sudah berpengalaman juga dapat menjadi pilihan untuk mengembangkan kemampuan dalam menulis cerpen.